Senin, 02 Februari 2009

Jangan Salahkan Golput

Tahun 2009 menjadi hajatan politik bagi Indonesia; akan ada agenda besar Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu diadakan untuk memilih calon legislatif dan calon presiden. Persiapan pemilu 2009 begitu panjang. Hal ini dapat dilihat dari masa kampanye yang lama. Para caleg dan capres yang akan mencalonkan pun harus rela merogoh uang untuk dana kampanye. Di balik gegap-gempita para caleg dan capres berkampanye, ada suatu kekhawatiran tingkat patisipasi masyarakat dalam Pemilu menurun. Ancaman yang menakutkan adalah golongan putih (golput).

Golput oleh sebagian orang sering dituding tidak bertanggung jawab. Mereka yang golput seolah dianggap apatis terhadap politik. Bahkan Ketua MPR pun mendorong MUI dan ormas Islam untuk mengeluarkan fatwa haram golput. Wajar saja jika terjadi kekhawatiran peningkatan golput. Hal ini didasarkan pada fakta maraknya golput dalam beberapa Pilkada yang diselenggarakan di sejumlah Kabupaten/Kota atau Provinsi, seperti dalam Pilkada Jabar, Jateng, dan Jatim. Jumlah golput bahkan sering lebih tinggi dibandingkan dengan angka yang diperoleh pasangan yang menang.

Keberadaan golput memang tidak bisa disalahkan apalagi dituding sebagai biang ketidaksuksesan pemerintahan. Bukannya tanpa alasan golput terjadi. Masyarakat saat ini sudah sadar bahwa demokrasi yang diagungkan dan diperjuangkan oleh partai politik, politikus, caleg, dan capres tidak dapat membawa perubahan. Kebodohan, kemiskinan, kriminal, dan tatanan kehidupan yang amburadul pun meningkat. Akibatnya, masyarakat mulai jenuh, karena berkali-kali pemilu dan berganti pemimpin kehidupan tidak tambah sejahtera.

Jika demikian adanya, seharusnya ada dakwah yang bersifat politik dan ideologis. Dakwah ini hendaknya ditujukan untuk menyadarkan umat dengan politik dan ideologi sesuai dengan syariah Islam. Dakwah semacam ini harus diemban oleh sebuah jamaah/kelompok serta mempunyai cita-cita yang luhur yakni melanjutkan kedidupan Islam di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Sebab, hanya dengan syariah dan Khilafahlah kehidupan kaum Muslim terjamin dunia dan akhirat. Wallâhu a’lam bi ash-shawwâb.

[Hanif Kristianto; Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang 05, Universitas Negeri Surabaya]


===========================================
GEMA PEMBEBASAN
Bersatu, Bergerak, Tegakkan Ideologi Islam
===========================================

Pemilu Semu dan Nasib Rakyat

Tahun 2009 bagi bangsa Indonesia ke depan menjadi ajang pertarungan partai dan elit politik. Eforia demokrasi berdengung hampir di seluruh lini kehidupan partai politik dan elit politik. Namun, di sisi lain masyarakat Indonesia dimana-mana, terutama rakyat bawah dan menengah, semakin sesak dengan himpitan ekonomi yang telah menggurita.

Pengalaman, kata pepatah, merupakan guru yang sangat berharga. Pengalaman yang sangat berharga yang seharusnya dijadikan pegangan bagi partai politik dan elit politik adalah semakin memburuknya kehidupan rakyat. Setiap kampanye partai politik dan elit politik selalu menjadikan isu-isu pendidikan gratis, sembako murah, kesempatan kerja, kesejahteraan sebagai janji-janji politiknya. Namun kenyataannya, semakin banyak janji yang diberikan semakin banyak pula yang dilupakan ketika sang partai dan elit politiknya menjadi pemenang.

Hasil survei yang dilakukan oleh berbargai lembaga survei justru menunjukkan menurunnya tingkat kepercayaan terhadap partai politik yang ada. Bahkan dalam ajang Pilkada di hampir seluruh daerah menunjukkan angka golput alias tidak memilih mendekati angka 50% terutama di daerah Jawa Timur. Masyarakat sudah mulai bosan dengan janji-janji politik. Mereka pun semakin sadar bahwa Pemilu yang telah dilakukan berkali-kali di negeri ini tidak mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Justru mereka semakin terpuruk dan menderita.

Masyarakat sudah mulai cerdas bahwa Pemilu hanya menjadi ajang permainan para elit politik untuk mencari kekayaan masing-masing. Para elit itu sampai rela mengeluarkan uang bermiliar-miliar rupiah hanya untuk mendapatkan kursi kekuasaan. Rakyat melihat bahwa calon yang dipilihnya ternyata hanya mementingkan kepentingan partai politiknya. Karena itu, rakyat mulai mencari alternatif partai politik dan elit politik yang betul-betul sejati untuk memperjuangkan rakyat.

Alhamdulillah, Hizbut Tahrir Indonesia berada di tengah-tengah ketidakpercayaan terhadap partai politik termasuk elit politik yang ada saat ini. Hizbut Tahrir muncul sebagai suatu gerakan ideologis yang menjadi alternatif dan tumpuan harapan untuk memperbaiki keadaan umat. Gerakan ideologis ini tidak terperangkap dan tertipu dengan sistem demokrasi yang melahirkan partai politik dan elit politik yang semu, yang alih-alih memperjuangkan rakyat, mereka justru memperparah keadaan rakyat.

Pelajaran demi pelajaran telah dialami bangsa ini. Puluhan tahun kita telah merasakan eforia demokrasi beserta turunannya, termasuk Pemilu. Namun, semua itu hanya melahirkan kekacauan. Karena itu, sudah seharusnya negeri dan rakyat ini segera meninggalkan sistem demokrasi yang melahirkan partai politik dan elit politik yang semu, sembari mencari dan bergabung dengan partai politik dan elit politik yang sejati memperjuangkan rakyat, yang berjuang dengan ikhlas hanya demi meraih ridha Allah Swt., yang tidak terjebak dengan kepentingan sesaat, kepentingan para kapitalis. Kepentingan yang diperjuangkannya hanyalah kepentingan ideologis, yakni akidah islamiyah, dengan menegakkah Khilafah Islamiyah. Wallâhu a’lam bi shawâb. [Drs. Abrar, M.Si., Ak.; Pembantu Dekan I Fekon Universitas Islam Riau]

[Majalah Al-Wa'ie]


===========================================
GEMA PEMBEBASAN
Bersatu, Bergerak, Tegakkan Ideologi Islam
===========================================

Jurus Jitu Kalahkan Israel: Bersatu PDF Print E-mail
Wednesday, 28 January 2009

Pilihan yang paling logis untuk mengenyahkan Israel adalah jihad. Negara harus dihadapi dengan negara.

ImageKonflik Palestina tidak akan ber-akhir jika akar masalahnya ti-dak dihilangkan. Akar masalah itu adalah bercokolnya Zionis Israel di bumi Palestina. Perdamaian bukanlah solusi karena dengan perdamaian berarti terjadi proses penyerahan wilayah Palestina ke tangan penjajah Israel. Dan fakta menunjukkan, Israel bukanlah sebuah bangsa yang bisa dipegang janjinya. Mereka bisa terus memperluas wilayah jajahannya seperti yang dialami oleh bangsa Palestina saat ini.

Nah, yang bisa menghentikan Israel ini hanyalah kekuatan umat Islam sendiri. Data statistik (Lihat Tabel) menunjukkan bahwa kekuatan umat Islam sangat luar biasa bila digabungkan. Potensi kekuataan Muslim dan Israel bisa berbanding 68:1. Dan secara anggaran, negara-negara Muslim mengeluarkan 17 kali lebih banyak anggaran militernya dibandingkan dengan Israel. Jadi jelaslah bahwa suatu gabungan tentara Muslim akan menjadi kekuatan militer yang dominan dan dahsyat. Bahkan dengan teknologi militer mereka yang maju, Israel tidak dapat mengatasi kekuatan militer yang begitu besarnya. Kekuatan ini tidak hanya akan menghapus Israel dari bumi Palestina, tapi bisa juga menghadapi negara adidaya lain yang berada di belakang Israel. Dengan data statistik yang diambil dari data milik CIA tersebut, sebenarnya tidak mungkin bagi Israel untuk mempertahankan dirinya sendiri dari serangan darat yang dilakukan serentak dari Mesir, Yordania dan Syria.

Karena itu, menurut juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto, sebenarnya tidak terlalu sulit mengalahkan Israel pada waktu sekarang. “Kerahkan tentara kaum Muslimin ke Israel. Pasti kalah mereka. Nggak usah banyak-banyak, setiap negeri Muslim kirim 1000 tentaranya, itu sudah 57.000 tentara. Itu sudah cukup untuk menghadapi Israel,” jelasnya.

Bahkan, dr Joserizal Jurnalis, dari Mer-C berpendapat, sebe-narnya Israel cukup dihadapi oleh tentara Mesir. Israel akan lebih kalah lagi jika negeri-negeri Arab di sekitar Israel bau membahu menyerang Zionis laknatullah ini. “Sama Hizbullah saja, yang mereka sebenarnya bukan tentara suatu negara kalah, apalagi jika menghadapi tentara dari negeri-negeri Islam,” katanya kepada Media Umat.

ImageSayangnya, lanjut Ismail, potensi umat yang begitu besar itu tercerai berai gara-garai para pemimpin negeri-negeri Muslim menjadi antek-antek penjajah dan mengkhianati umat Islam. Mereka lebih suka mengabdi kepada Amerika dan Israel dibandingkan memperjuangkan pembebasan Palestina yang di dalamnya ada Masjidil Aqshadari cengkeraman Zionis. Mereka membiarkan rakyat Palestina dibantai dengan tidak berperikemanusiaan. Aki-batnya, sebenarnya para pemim-pin pengkhianat umat itu hidup dalam kehinaan karena mau dijadikan cecunguk oleh orang-orang kafir. Mereka hidup bergelimang harta di atas pende-ritaan kaum Muslim.

HM Sirajuddin, Sekretaris Majelis Syuro KPPSI (Komite Persiapan Penegakan Syariah Islam) Sulawesi Selatan menga-takan tidak ada lagi yang bisa diharapkan oleh kaum Muslim saat ini. ''Seharusnya umat Islam bersatu untuk menghancurkan kaum Zionis Israel yang sungguh tidak mempunyai rasa kema-nusiaan!“ katanya. Namun, umat yang bersemangat untuk mem-bantu saudara-saudara mereka di Palestina dengan jihad fi sabilillah justru dihalang-halangi oleh para penguasa Muslim. Ini tampak sekali terlihat di Mesir dan negara-negara Arab lainnya, termasuk di Indonesia.

Melihat permasalahan ini, kata Sirajuddin, nyatalah bahwa satu-satunya solusi bagi kaum muslim termasuk yang di Pales-tina adalah kembalinya kepemim-pinan global bagi kaum Muslim. ''Kembalinya Khilafah Islamiyyah! Khilafah-lah yang akan memim-pin dan mengomandoi 1,4 milyar kaum Muslim di seluruh dunia untuk berjihad, yang akan melindungi dan mempertahan-kan seluruh wilayah dan tanah kaum Muslim. ''Hanya dua kata untuk mengubur Zionis Yahudi: Khilafah dan Jihad!'' tandasnya. mujiyanto

[dari Tabloid Media Umat]


===========================================
GEMA PEMBEBASAN
Bersatu, Bergerak, Tegakkan Ideologi Islam
===========================================

Sistem Ekonomi Islam

Sebagaimana diketahui, krisis keuangan global telah meletus dari Amerika Serikat, kemudian meluas ke negara-negara lain di dunia melalui tangan-tangan Kapitalisme dan pusaran globalisasi. Tidak ada satu negara pun, betapa pun jauhnya, yang bisa selamat dari keburukan nyala krisis tersebut.

Di sisi lain, solusi internasional yang sudah dilakukan—baik yang berasal dari masing-masing negara, atau dari sejumlah negara di dalam sejumlah KTT di Uni Eropa, atau KTT G-20 di Washington, atau KTT Lima atau Konferensi Qatar dll—tidak mampu menyelesaikan krisis.

Selama ini ada dua kelompok yang berbeda dalam menawarkan solusi atas krisis tersebut. Pertama: kelompok yang menutup kedua matanya dari dasar-dasar Kapitalisme yang rusak yang telah menghasilkan krisis ini. Kelompok ini memfokuskan solusinya pada dampak-dampaknya dan tidak membahas solusi mendasarnya. Mereka melihat bahwa institusi-institusi finansial telah mengalami kekeringan likuiditas. Karena itu, mereka kemudian menawarkan solusi berupa kebijakan untuk mengucurkan uang miliaran dolar untuk menciptakan likuiditas institusi-institusi itu, menurunkan tingkat suku bunga utang, mendorong kredit, dan berikutnya mereka berharap pasar akan bergerak. Kelompok ini juga memandang bahwa saham, obligasi dan surat-surat berharga telah kehilangan sebagian besar nilainya dan telah melampaui garis merah. Karena itu, tawaran solusi mereka adalah: negara harus melakukan intervensi dan membeli aset-aset yang kolaps; membeli sejumlah banyak saham, obligasi dan surat berharga.

Begitulah, kelompok ini hanya melihat krisis dari sisi permukaannya saja. Mereka tetap menutup kedua matanya dari dasar-dasar Kapitalisme yang rusak, yang justru menjadi akar krisis, dan terbukti telah gagal dalam menyelesaikan pelbagai problem perekonomian. Karena itu, wajar jika solusi mereka yang semacam itu tidak lebih dari sekadar penyembuhan dan penghilangan rasa sakit untuk sementara waktu, sementara krisis akan kembali terjadi, kadangkala semakin parah dari sebelumnya.

Kedua: kelompok yang tidak menutup kedua matanya dari dasar-dasar Kapitalisme yang rusak dan telah gagal dalam mengatasi problem perekonomian. Hanya saja, mereka membatasi pemikirannya hanya pada dua sistem saja dan menganggap tidak ada sistem ketiga. Dua sistem itu adalah Sosialisme-Komunisme yang telah terbukti gagal dan runtuh dan Kapitalisme yang telah limbung meski belum runtuh. Mereka melihat, meski terdapat berbagai kerusakan di dalam Sistem Kapitalisme, ia masih lebih baik daripada Sosialisme-Komunisme.

Anggapan kelompok kedua semacam ini jelas aneh. Mereka seolah tidak tahu atau pura-pura tidak tahu terhadap sistem ekonomi yang pernah kokoh, yang akarnya menancap kuat di kedalaman sejarah dan telah memakmurkan bumi lebih daripada yang dilakukan oleh sistem ekonomi lainnya. Sistem tersebut telah menjadikan masyarakat di bawah lindungannya menikmati kemakmuran hidup, keamanan dan ketenteraman. Mereka telah menikmati kehidupan ekonomi yang aman dan kosong dari krisis selama lebih dari tiga belas abad. Pada masanya bahkan pernah terjadi betapa sulitnya menemukan orang miskin untuk diberi harta yang menjadi haknya dari Baitul Mal kaum Muslim. Semua itu tidak lain karena mereka hidup di bawah Sistem Ekonomi Islam selama berabad-abad lamanya.

Sebaliknya, dalam naungan sistem Kapitalisme saat ini, kaum miskin di negara paling kaya di dunia pun jumlahnya jutaan. Sebabnya, karena Kapitalismelah pangkal dari kesengsaraan mayoritas umat manusia saat ini.

Mengapa Sistem Ekonomi Islam bisa sukses menciptakan kemakmuran selama berabad-abad lamanya? Sebabnya, antara lain karena Islam memiliki konsep kepemilikan yang jelas. Dalam pandangan Islam, kepemilikan atas tambang-tambang di dalam perut bumi (seperti logam, minyak, gas, dll) tidak seperti kepemilikan sebidang tanah atau rumah. Kepemilikan atas industri-industri petrokimia, industri berbagai macam energi, atau industri senjata perusak berbeda dengan kepemilikan atas industri tenun dan tekstil atau rangka baja untuk memperbaiki atap bangunan, atau industri kue dll. Kepemilikan kereta api dan “troly bus” tidak seperti kepemilikan mobil, sepede motor, dll.

Islam menjadikan kepemilikan itu ada tiga macam. Pertama: kepemilikan umum. Pemasukannya didistribusikan kepada masyarakat setelah dikurangi beban biaya. Kepemilikan umum mencakup kepemilikan atas tambang seperti logam, minyak ataupun gas. Semua itu merupakan milik umum/rakyat; negara, individu atau perusahaan swasta tidak boleh memilikinya. Pemasukannya didistribusikan kepada mereka dalam bentuk zatnya atau berupa pelayanan setelah dikurangi biaya.

Kedua: kepemilikan negara. Kepemilikan ini dikelola oleh negara dalam pos pendapatan negara. Hasilnya dibelanjakan untuk berbagai kepentingan negara seperti investasi negara di dalam pertanian, industri atau perdagangan yang tidak termasuk di dalam kepemilikan umum; atau dibelanjakan untuk mengembalikan keseimbangan di antara masyarakat di dalam masalah sirkulasi harta.

Ketiga: kepemilikan pribadi. Individu-individu dan perusahaan-perusahaan bisa memiliki pertanian, industri dan perdagangan yang tidak termasuk dalam kepemilikan umum dan kepemilikan negara.

Meskipun Sistem Ekonomi Islam sebenarnya telah secara riil diterapkan selama jangka waktu paling lama dalam sejarah, kelompok ini telah menutup kedua matanya dan tidak membahasnya. Kelompok ini telah menutup kedua matanya dari sistem ekonomi yang benar. Itulah Sistem Ekonomi Islam.

Sesungguhnya Sistem Ekonomi Islam di dalam Daulah Khilafah Islamiyahlah satu-satunya sistem pilihan yang bisa memberikan kepada manusia kehidupan ekonomi yang aman dan lurus, kosong dari krisis. Pasalnya, Sistem Ekonomi Islam adalah satu-satunya sistem ekonomi yang telah Allah Swt. turunkan. Dialah Pencipta dan Dia Mahatahu atas apa yang layak bagi ciptaan-Nya (QS al-Mulk [67]: 14).

[Dari Majalah Al-Wa'ie]


===========================================
GEMA PEMBEBASAN
Bersatu, Bergerak, Tegakkan Ideologi Islam
===========================================

Senin, 22 September 2008

DPR tunda pengesahan RUU Porrnografi


DPR menunda pengesahan RUU tentang Anti Pornografi dan Pornoaksi (APP) dari rencana tanggal 23 September 2008, mengingat masih dilakukan sosialisasi di masyarakat.

Ketua Pansus RUU APP, Balkan Kaplale, di Jakarta, Jumat, menyatakan, Pansus berusaha memperhatikan masukan yang disampaikan masyarakat. Komposisi keanggotaan Pansus juga telah mencerminkan kepentingan semua daerah.

Pernyataan Balkan membantah pernyataan anggota Pansus RUU APP DPR, Ali Mochtar Ngabalin yang mengemukakan bahwa Rapat Paripurna DPRI pada Selasa, 23 September 2008, mengagendakan pengesahan RUU APP sebagai UU.

Hingga saat ini masih terjadi tarik-menarik kepentingan di antara fraksi-fraksi di DPR mengenai RUU APP. Fraksi PDIP sejak awal menolak RUU ini, namun sejumlah fraksi lain, seperti PKS dan Bintang Pelopor Demokrasi berusaha menggolkan RUU APP.

“Insya Allah pengesahan RUU APP sebagai UU akan dilakukan pada rapat paripurna DPR, 23 September mendatang,” katanya di Jakarta, Kamis (18/9).

Pernyataan Ali Mochtar itu diampaikan usai menjadi salah pembicara dalam peluncuran buku “Menusuk Ahmadiyah” karya pengamat intelijen Wawan H Purwanto.

Menurut Ali Mochtar, nasib RUU APP itu akan diputuskan dalam rapat paripurna DPR tersebut, apakah akan disahkan sebagai UU atau tidak.

Ketika ditanya mengenai ancaman sejumlah fraksi seperti Fraksi PDIP yang akan memboikot sidang paripurna, Ali Mochtar mengatakan, jika ada fraksi yang tidak ikut rapat paripurna, maka akan dilakukan pemungutan suara (voting).

“Kita akan putuskan lewat voting, sebagai salah satu bentuk mekanisme pengambilan keputusan di DPR,” katanya.

Ali Mochtar menambahkan, kekhawatiran sejumlah pihak bahwa dengan adanya UU APP itu akan muncul perda-perda bernuansa syariah, tidak perlu terjadi.

Karena, menurut dia, kekhawatiran itu hanya merupakan fitnah dari kelompok-kelompok yang tidak mendukung RUU APP itu.

“RUU ini penting karena sudah lama kaum perempuan dan anak-anak tercederai dengan maraknya pornografi dan pornoaksi,” katanya.

Anggota Fraksi Partai Bulan Bintang itu juga membantah bahwa RUU tersebut dilatarbelakangi oleh pola pikir agamis.

Landasan RUU itu, katanya, adalah UUD 1945 pasal 28 huruf J ayat 2 yang menyatakan bahwa kebebasan berpendapat diatur dengan UU untuk menjaga nilai-nilai agama, moral, dan budaya.

Sebelumnya, DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyampaikan kritikan atas draft akhir RUU tersebut. Juru bicara HTI M Ismail Yusanto mengatakan RUU ini banyak mengandung kelemahan sehingga harapan masyarakat bahwa UU ini akan menghapus pornografi dan pornoaksi tidak otomatis bisa tercapai. Bahkan, lanjutnya, RUU ini malah bisa memberi jalan bagi berkembangnya pornografi itu sendiri. (nl/ant)

disadur dari hizbut-tahrir.or.id


===========================================
GEMA PEMBEBASAN
Bersatu, Bergerak, Tegakkan Ideologi Islam
===========================================

Minggu, 31 Agustus 2008

AKSI DAMAI MENYAMBUT RAMADHAN GP UNESA

SURABAYA,1 September 2008.
Gerakan Mahasiswa Pembebasan Komisariat UNESA baru saja mengadakan aksi damai di depan kampus UNESA Ketintang. Aksi yang diadakan bertepatan dengan tanggal 1 Ramadhan ini bertujuan untuk menyeru para civitas akademika di lingkungan UNESA untuk menyambut datangnya bulan ramadhan yang penuh berkah dengan menerapkan syariah secara kaffah dan menghentikan segala aktivitas maksiat. Acara yang bertema " Jadikan Ramadhan Sebagai Momentum Persatuan Umat Islam " ini juga turut mengundang Omek-omek disekitar UNESA seperti Forum Ukhuwah Mahasiswa Islam (FUMI) Unesa dan beberapa omek lain. kegiatan dimulai pukul 06.00 sampai pukul 07.30 diisi dengan Orasi, seruan-seruan, dan diakhiri pembacaan Press Release GEMA. Aksi ini mendapatkan respon positif dari para mahasiswa dan masyarakat sekitar. (Ayus)

===========================================
GEMA PEMBEBASAN
Bersatu, Bergerak, Tegakkan Ideologi Islam
===========================================

Senin, 18 Agustus 2008

Khilafah Gemparkan London

Seruan Khilafah kembali akan gemparkan Inggris Raya. Pada hari Sabtu (16/08/2008), sebuah Konferensi Khilafah akan digelar secara terbuka di pusat Kota London. Konferensi yang bertema, "Khilafah: The Need for Political Unity" ini diselenggarakan oleh Hizbut Tahriri Inggris (HTB).

"Keruntuhan Khilafah Islamiyyah lebih dari 80 tahun lamanya jelas menjadi awal terpecah belahnya Dunia Muslim menjadi tak terhitung banyaknya negara-negara bangsa yang diperintah oleh para penguasa, diktator, dan Barat dibelakang "demokrat". Hari ini, tiga kawasan penting dunia Muslim berada di bawah pendudukan: Palestina, Iraq dan Afghanista. Krisis minyak dan pangan menyebabkan jutaan orang kelaparan. Perpecahan sektarian oleh kekuatan para penjajah hingga kita terpecah belah dan lemah."

"Kaum Muslim saat ini memerlukan sebuah arah dan pemikiran politik baru. Itu semua memerlukan sebuah kepemimpinan baru yang akan menyatukan umat dan menggunakan segala sumber daya untuk berbagai masalah yang tak terhitung banyaknya. Pada konferensi hari ini akan membicarakan kewajiban menyatukan umat di bawah satu kepemimpinan dan mendiskusikan bagaimana kesatuan politik hanya jalan praktis memajukan umat Islam," demikian salah satu pernyataan publikasi mereka.

Dalam konferensi ini akan hadir para pembicara dari Hizbut Tahrir seperti Sajjad Khan, Dr. Mahmad Salim, Jamal Harwood, Dr. Imran Waheed, dan Taji Mustafa. Tak ketinggalan juga Sultana Parvin dari Muslimah Hizbut Tahrir Inggris ikut menjadi pembicara.

Sejak akhir bulan Rajab lalu, Hizbut Tahrir di berbagai negeri menggelar berbagai acara baik seminar, konferensi, hingga mengirimkan delegasi untuk mengkampanyekan kewajiban menegakkan Khilafah. Gerakan ini menegaskan, Khilafah sebagai kewajiban dari Tuhan, tempat membebaskan negeri-neger kaum Muslim serta tempat pancaran keadilan dan kebaikan.

disadur dari syabab.com

===========================================
GEMA PEMBEBASAN
Bersatu, Bergerak, Tegakkan Ideologi Islam
===========================================